
Foto CNN
Pada 4 Maret 2025, situasi di Gaza semakin memburuk setelah pasukan Israel membunuh dua warga Palestina di selatan Gaza. Tindakan ini terjadi bersamaan dengan pemblokiran bantuan kemanusiaan yang diperbarui oleh Israel, yang juga melanggar kesepakatan gencatan senjata. Sementara itu, Hamas berusaha untuk memperluas gencatan senjata ke fase kedua.
Duta Khusus AS, Steve Witkoff, direncanakan akan kembali ke Timur Tengah dalam beberapa hari mendatang untuk membahas kemungkinan perpanjangan fase pertama gencatan senjata atau kemajuan ke fase kedua. Respon internasional semakin meningkat, dengan negara-negara seperti Kanada, Jerman, Spanyol, dan Turkiye menyatakan keprihatinan atas pemblokiran bantuan. Turkiye bahkan menyebut tindakan ini sebagai “hukuman kolektif” dan pelanggaran hukum internasional.
Dari segi angka, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa ada 48,388 kematian warga Palestina akibat perang ini, dengan lebih dari 111,803 orang terluka. Kantor Media Pemerintah memperbarui jumlah kematian menjadi setidaknya 61,709, dengan ribuan orang yang hilang di bawah puing-puing dan diperkirakan sudah meninggal. Di sisi Israel, setidaknya 1,139 orang tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, dan lebih dari 200 orang diculik.
Krisis kemanusiaan di Gaza semakin mendalam, terlihat dari gambar anak-anak yang berjuang untuk mendapatkan makanan, serta keluarga yang berbuka puasa di atas puing-puing, menandakan kekurangan pangan yang parah dan ketakutan akan kembalinya kelaparan di wilayah tersebut.