
Malam-malam kini sunyi,
tak ada lagi kata yang mengetuk,
tak ada sapaan,
tak ada kabar yang datang mengisi ruang hatiku.
Hening…
dan baru kini kusadari—
ternyata dia telah benar-benar pergi.
Dulu katanya hanya sementara,
hanya jeda sejenak dari cerita,
namun waktu menjawab dengan kejam:
ia tak kembali.
Yang tertinggal hanyalah jejak,
dan kenangan yang mulai kabur oleh usia hari.
Cinta yang dulu hangat,
kini dingin tertiup angin jarak,
dan aku mulai mengerti—
bahwa cinta,
tak selalu selamanya.
Ia bisa pudar,
bisa hilang,
bisa pergi tanpa pamit,
saat ikatan hati tak lagi saling genggam.
Berat…
namun aku harus menerima,
bukan karena lemah,
tapi karena inilah takdir.
Lalu, harus kusalahkan siapa?
Diriku?
Dia?
Atau Tuhan?
Mungkin…
memang inilah jalanku.
Karena sejatinya,
rasa bisa hilang tiba-tiba,
seperti senja yang tak menunggu,
seperti angin yang tak pernah berjanji kembali.